Senin, 22 November 2010

Telur Kura-Kura

Di sebuah hutan, ada seekor kura-kura yang sangat kelelahan karena baru saja bertelur.
Rasanya ia ingin makan enak, tapi ia tidak ingin meninggalkan telur-telurnya tanpa penjagaan.
Lalu sang kura-kura pergi menemui temannya seekor kuda dan memintanya untuk menjaga telur-telurnya karena ia ingin pergi mencari makan. Ia mewanti-wanti sang kuda untuk menjaga baik-baik telurnya dan kuda pun setuju.

Di sungai kura-kura melihat anak-anak udang berenang-renang sangat menggiurkan.
Tentu saja ini merupakan santapan yang enak, pikirnya dalam hati.
Kura kura berenang mendekat siap menyantap udang...
Tiba-tiba...dung...dung....dung....
Sebuah genderang perang terdengar di seluruh hutan.

Mendengar genderang perang, kuda langsung mengambi posisi berdiri tegap siap pada posisi tempur.
Tanpa sengaja sang kuda menginjak telur-telur kura-kura dan memecahkan semuanya.

Kura-kura yang panik mendengar genderang perang juga segera kembali untuk menjaga ke telur-telurnya.
Tapi betapa sedih ia melihat telur-telurnya hancur. Apalagi ternyata tidak ada perang.
Ia marah pada kuda yang tidak menjaga telurnya dan melaporkan masalah ini pada raja hutan.

Raja bertanya kepada kuda kenapa ia menghancurkan telur kura kura.
"Aku tidak sengaja, karena ada genderang perang yang ditabuh monyet aku langsung berdiri siap, menghentak-hentakkan kaki, dan mengambil posisi siap tempur" kata kuda menjelaskan.

"Berarti ini dipicu oleh genderang perang yang ditabuh monyet. Segera panggil monyet," titah raja.
Setelah monyet datang, raja bertanya kepada monyet kenapa ia memukul genderang perang.
"Aku memukul genderang perang karena melihat gajah-gajah mengasah gading mereka bersiap untuk perang," jawab monyet.


"Berarti ini dipicu oleh aktivitas gajah mengasah gading mereka. Segera panggil gajah," titah raja.
Setelah gajah datang, raja bertanya kepada gajah kenapa ia mengasah gading bersiap untuk perang.
"Aku mengasah gading karena melihat badak mempertajam cula mereka untuk perang," jawab gajah.

"Berarti ini dipicu oleh aktivitas badak mempertajam cula mereka. Segera panggil badak," titah raja.
Setelah badak datang, raja bertanya kepada badak kenapa ia mempertajam culanya untuk bersiap perang.
"Aku mempertajam cula karena melihat beruang mengasah cakar dan giginya untuk bersiap perang," jawab badak.

"Berarti ini dipicu oleh aktivitas beruang mengasah gigi dan cakarnya. Segera panggil beruang," titah raja.
Setelah beruang datang, raja bertanya kepada beruang kenapa ia mengasah gigi dan taringnya untuk bersiap perang.
"Aku melakukannya karena ketika berada di sungai aku melihat para udang bersiap dengan tanduk mereka pada posisi siap tempur, " jawab beruang.

"Berarti ini dipicu oleh aktivitas udang yang bersiap dengan posisi tempur dengan tanduknya, segera panggil udang," titah raja.
Setelah udang datang, raja bertanya kepada udang kenapa mereka menyiapkan tanduk mereka pada posisi siap tempur sehingga memicu semua masalah.
"Tentu saja kami dalam posisi tempur. Karena kami melihat ada kura-kura datang dan terlihat sangat ingin menerkam anak-anak kami yang sedang bermain, " jawab udang membela diri.

"Berarti ini dipicu oleh kura-kura yang bersiap memakan anak-anak udang," kata raja menyimpulkan.
Raja kemudian menengok pada kura-kura yang melaporkan kasus pecahnya telurnya.
"Apakah benar kamu kura-kura bersiap memakan anak-anak udang?" tanya raja ke kura-kura untuk memastikan.

"Betul tuan raja, saya memang berniat memakan anak-anak udang," jawab sang kura kura menyesal.
"Akhirnya kita bisa lihat bagaimana kejadian ini bermula, ternyata semua ini bermula dari kamu sendiri!" seru raja memutuskan.
Kura-kura pun berlalu, menyesali tindakannya yang memicu semua peristiwa yang mengakibatkan telurnya hancur.


Apa hikmahnya?
Kadang kita dengan mudah menyalahkan orang lain atas suatu peristiwa, padahal kita punya andil dalam kejadian tersebut.

Ada ayah yang marah karena anaknya menginjak piring makanannya yang diletakkan di lantai, padahal seharusnya piring tidak diletakkan di lantai.

Ada orang tua marah pada anaknya yang malas belajar, padahal sejak kecil orang tua memberikan pola hidup yang memanjakan anak.

Ada bos yang marah karena anak buahnya tidak disiplin padahal ia sendiri sering mencontohkan datang terlambat.

Ada guru yang marah karena muridnya malas, padahal ia tidak mampu membangkitkan motivasi belajar.

Dan banyak lagi contoh kejadian yang membuat kita marah padahal tanpa sadar kita juga ikut andil menyebabkannya.
Apakah Anda punya contoh tambahan?
Ada pengalaman pribadi?

Sumber : http://on.fb.me/kura_kura

Minggu, 21 November 2010

Learning By Teaching

Dulu saat masih duduk dibangku sekolah dan bahkan di bangku kuliah, begitu sulitnya saya untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh guru atau dosen di kelas. Bahkan setelah sampai dirumah, berkali - kali saya baca materi kuliah, masih belum paham juga apa yang sebenarnya sedang saya pelajari ini. Misalkan saja belajar tentang biologi, mendengar nama mata pelajarannya saja sudah merinding karena didalam benak saya langsung terbayang begitu banyaknya istilah - istilah dan mekanisme tubuh yang harus dihapal mati.

Apakah saya yang bodoh karena tidak mampu menyerap pelajaran disekolah?? apakah saya yang gampang pelupa dengan banyak hal yang pernah saya baca dari buku??? lantas kenapa ya kalau untuk urusan yang lain diluar pelajaran sekolah saya begitu mudah mengingatnya??? misalkan pada saat bertemu dengan kawan-kawan lama, bahkan saya masih ingat hal-hal apa saja yang saat itu kami bicarakan.

Baru saat ini saya begitu memahami dimana sebenarnya letak kesalahan pola belajar saya. Saat ini Alhamdulillah Allah mengamanahkan saya menjadi seorang tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta. Namun, ternyata dibalik amanah tersebut, saya justru belajar banyak hal, tidak saja hanya sebatas materi kuliah, melainkan juga banyak hal lain yang membuat saya semakin paham akan titik lemah saya dalam menerapkan pola belajar sewaktu di sekolah dan kuliah.

Semasa kuliah dahulu, saya sempat menjadi salah satu asisten praktikum pembuatan tablet obat. Banyak hal yang saya sharing kepada para peserta praktikum dari mulai bagaimana membuat formulasi sebuah tablet, pemilihan bahan yang cocok untuk tablet, dan lain sebagainya. Uniknya, ternyata ilmu tentang tablet tersebut sampai sekarang tetap masih bisa saya ingat tanpa harus membuka kembali catatan kuliah.

Sekarang ketika saya mengajar mahasiswa tentang Kimia Organik, ternyata setelah saya ajarkan kepada mereka banyak hal, sampai sekarang saya masih ingat bagaimana konsep Kimia Organik itu sesungguhnya, dan jika ada soal tentang Rumus Molekul misalnya, tanpa membuka buku saya dapat mengerjakannya dengan mudah.

Saya jadi berfikir panjang, sepertinya saya menemukan sebuah petunjuk yang insyaAllah sangat berharga untuk dibagikan. Bukan tentang mata kuliah yang saya pegang atau apapun itu, melainkan tentang pola belajar yang efektif dan efisien, cara mengingat materi apa yang telah dibaca dan banyak hal lain.

Belajar yang efektif bagi saya ternyata bukanlah dengan membaca buku berkali - kali. Belajar efektif bukan pula selalu mendengarkan kuliah dosen dikampus. Namun belajar yang efektif adalah belajar sambil mengajar. Lha Apa maksudnya???
Ya betul, ternyata dengan belajar sambil mengajar, akan mempercepat proses otak dalam mengingat suatu ilmu atau pelajaran. Pada saat kita menyampaikan suatu informasi kepada orang lain, maka otak kita akan memberikan atensi(perhatian) yang besar terhadap apa yang kita ucapkan. oleh karena itu, Memori yang tertanam didalam otak akan semakin kuat dan sampai kapanpun kita akan selalu ingat dengan apa yang kita ajarkan.

Oleh karena itu sangat lah wajar ketika kita melihat banyak para tenaga pengajar yang meskipun sudah berusia lanjut, namun mereka masih mampu mengingat materi kuliah yang dibawakannya. sesuai juga dengan sebuah pernyataan bahwa Ilmu yang diamalkan akan tidak akan berkurang melainkan justru akan semakin bertambah banyak.

Jadi saran supaya kita mudah mengingat dalam setiap pelajaran atau kuliah, sering-sering lah berdiskusi dengan teman atau rekan lain.
Ajarkanlah apa yang pernah kita peroleh di sekolah atau kuliah atau dari hasil membaca kepada teman yang lain, maka dengan begitu kita dengan sendirinya akan menemukan banyak hal yang sebelumnya tidak kita pahami pada saat belajar dahulu.
Membaca memang perlu namun lebih afdol lagi setelah membaca sesuatu yang penting, segera informasikan atau ajarkan kepada orang lain, dijamin dalam sekejap anda akan cepat mengingat atau mempelajari suatu pelajaran apapun.