Allah menyebut Luqmanul Hakim dalam Al qur’an. Namun apakah kita tahu siapakah Luqmanul Hakim itu? Pada jaman nabi siapakah Luqmanul hakim? Seberapa istimewakah seorang Luqmanul hakim sampai – sampai Allah mengisahkan wasiat – wasiatnya dalam Al qur’an.
Menurut riwayat, luqmanul hakim bernama asli Luqman bin ‘Anqa bin Sadun. Ada juga yang mengatakan bahwa namanya adalah Luqman bin Tsaran, ada pula yang mengatakan namanya adalah Ibnu Ba’ur bin Nahir bin Aazir. Mujahid berkata “Luqman adalah seorang hamba sahaya berkulit hitam, berbibir tebal, dan berkaki retak - retak”. Menurut pendapat yang masyhur dikalangan ulama bahwa Luqmanul Hakim adalah seorang wali yang bijaksana dan saleh, dan bukan seorang nabi. Mengenai pekerjaannya para ulama masih berselisih pendapat, ada yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang penjahit, ada yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang pencari kayu baker, ada yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang penggembala domba dan ada pula yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang hakim dikalangan bani israil pada jaman nabi Dawud a.s.
Abu Darda berkata tentang Luqman, “ia tidak diberi anugerah keluarga, harta, dan pangkat. Namun ia adalah seorang yang keras, sering berdiam karena berfikir dalam pandangannya, tidak pernah tidur siang sekalipun, tidak ada seorangpun yang melihatnya meludah, mengeluarkan ingus, kencing, buang air besar, mandi, main-main, dan tertawa. Ia juga tidak pernah mengulang suatu ucapan yang pernah diucapkannya kecuali hikmah yang diminta untuk diulang oleh seseorang. Ia pernah menikah dan mempunyai anak, namun mereka meninggal semuanya, tetapi ia tidak menangis atas kematian mereka. Ia datangi pejabat, dan mendatangi pengausa untuk berfikir dan mengambil ibrah, oleh karena itu, ia mendapatkan anugerah hikmah seperti itu”
Tuannya pernah berkata kepadanya “sembelihlah seekor domba, kemudian berikanlah kepada saya dua bagian tubuh domba itu yang paling baik”. Maka Luqman memberikan kepadanya lidah dan hati domba itu. Setelah itu ia memerintahkan untuk menyembelih domba lagi dan memerintahkan kepadanya “buanglah dua bagian dari tubuh domba itu yang paling buruk”. Maka Luqman pun membuang lidah dan hati domba itu. Mendapati hal itu tuannya berkata “saya memerintahkanmu untuk memberikan kepadaku dua bagian dari tubuh domba yang paling baik kemudian engkaupun memberikan ku lidah dan hatinya! Berikutnya aku memerintahkanmu untuk membuang dua bagian tubuh domba yang paling buruk, dan engkaupun membuang lidah dan hatinya, mengapa begitu?” Luqman menjawab, “karena tidak ada bagian tubuhnya yang lebih baik dari keduanya jika keduanya baik, dan tidak ada bagian tubuhnya yang paling buruk dari keduanya jika keduanya buruk”
Di zaman Nabi Siapakah Luqmanul Hakim Itu?
Luqmanul Hakim hidup pada masa Nabi Dawud a.s, karena al-Hakim meriwayatkan dalam kitab mustadrak sebuah riwayat dari Anas bin Malik yang mengatakan bahwa suatu ketika Luqman sedang bersama Dawud a.s melakukan seperti ini (sesuatu tindakan) dengan tangannya. Menyaksikan hal itu Luqman merasa heran dan ingin bertanya kepadanya, tapi hikmahnya menghalanginya untuk bertanya kepadanya. Maka ketika Dawud a.s selesai dengan perisai itu, ia pun segera mengenakannya kepada dirinya. Dan berkata “bagus sekali baju besi ini.”
Mendapati hal itu Luqman berkata “berdiam adalah hikmah, tetapi sedikit sekali orang yang melakukannya. Tadi saya ingin bertanya kepadamu, tetapi saya kemudian memilih diam hingga engkau sendiri yang menjelaskan apa yang ingin saya tanyakan”
Wasiat – wasiat Luqmanul Hakim dalam Alqur’anul karim
kemusyrikan adalah kezaliman yang besar
Kekuasaan Allah, Keluasan Ilmu dan Kengerian Hisab-Nya
Shalat
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu
berakhlak baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar